Join our newsletter!

Enter your email to receive our latest newsletter.

Don't worry, we don't spam

Monolithic# microservice# ske

8 bulan yang lalu

Monolithic vs microservice, pilih yang mana ?

Monolithic dan microservice adalah dua pendekatan yang berbeda dalam pengembangan perangkat lunak. Berikut adalah perbedaan antara monolitik dan arsitektur mikro:

Monolitik:
- Arsitektur monolitik melibatkan membangun aplikasi sebagai satu kesatuan yang tunggal. Semua komponen dan modul aplikasi dikembangkan dan dideploy sebagai satu entitas yang besar.
- Semua fungsi dan logika aplikasi terkait satu sama lain dan berbagi sumber daya yang sama. Komunikasi antar komponen biasanya menggunakan pemanggilan fungsi internal atau penggunaan objek bersama.
- Scaling aplikasi monolitik dilakukan secara menyeluruh. Jika ada peningkatan lalu lintas di satu bagian dari aplikasi, maka seluruh aplikasi harus diukur ulang dan ditingkatkan.
- Pemeliharaan dan pembaruan aplikasi monolitik bisa rumit. Perubahan pada satu bagian dari aplikasi dapat berdampak pada seluruh aplikasi dan memerlukan pengujian menyeluruh.
- Arsitektur monolitik cocok untuk aplikasi yang relatif sederhana, memiliki kebutuhan scaling yang terbatas, dan tim pengembangan yang kecil.

Microservice:
- Arsitektur mikroservice melibatkan memecah aplikasi menjadi sejumlah kecil layanan yang independen dan terpisah, masing-masing bertanggung jawab atas satu fungsi bisnis spesifik.
- Setiap layanan memiliki kode, basis data, dan sumber daya sendiri. Layanan-layanan ini berkomunikasi melalui protokol yang ringan seperti HTTP/REST atau pesan antar proses (message queues).
- Skala dan penyebaran dilakukan secara independen untuk setiap layanan. Jika satu layanan mengalami peningkatan lalu lintas, hanya layanan tersebut yang perlu ditingkatkan, yang memungkinkan skalabilitas yang lebih fleksibel.
- Perubahan dan pembaruan pada satu layanan tidak mempengaruhi layanan lainnya secara langsung, sehingga memungkinkan tim pengembangan untuk bekerja secara mandiri pada setiap layanan.
- Arsitektur mikroservice cocok untuk aplikasi kompleks, skala besar, dan memerlukan fleksibilitas tinggi dalam skalabilitas, pemeliharaan, dan penyebaran. Ini juga memfasilitasi pendekatan pengembangan berbasis tim yang independen.

Perlu dicatat bahwa memilih antara monolitik dan mikroservice tergantung pada karakteristik aplikasi, kompleksitas bisnis, skala, dan kebutuhan pengembangan yang terlibat.